Di era digital yang penuh dengan inovasi teknologi, kebutuhan akan pengembangan talenta karyawan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Inovasi-inovasi yang sudah nyata misalnya otomatisasi dan Generative AI.
Seiring berkembangnya teknologi Generative AI, perusahaan didorong untuk beradaptasi dari segi alur kerja, pemasaran, pelayanan, dan sebagainya. Tentunya, kemampuan karyawan menjadi aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh bagian talent development.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana karyawan mereka mampu mengembangkan skill baru dengan cepat. Di era perubahan ini, kemampuan untuk mempercepat proses upskilling atau reskilling menjadi kunci. Pertanyaannya, bagaimana skill dapat dikembangkan ketika kebutuhannya terus berubah?
Mari kita lihat 5 insight menarik dari LinkedIn Learning.
Menurut proyeksi global, skill akan berubah sebesar 50% pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2016. Dengan hadirnya kecerdasan buatan generatif (AI), perubahan ini diperkirakan akan meningkat menjadi 68%. Artinya, perusahaan harus mempercepat upskilling agar karyawan dapat terus berkembang mengikuti tren.
Hanya 33% organisasi yang memiliki program mobilitas internal, padahal hal ini sangat krusial. Internal mobility memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berpindah peran atau divisi di dalam perusahaan, yang membantu mereka memperoleh pengalaman baru tanpa harus mencari pekerjaan di luar. Mobilitas internal ini tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga meningkatkan efisiensi perusahaan. Dengan membuat mobilitas internal lebih mudah diakses, perusahaan dapat memaksimalkan talenta mereka di tengah keterbatasan sumber daya.
Ternyata hanya 25% pemimpin talenta yang melaporkan bahwa program pelatihan mereka memberikan dampak nyata pada performa perusahaan. Sebagian besar perusahaan bahkan tidak melacak hasil investasi yang mereka di bidang pelatihan. Untuk memastikan kesuksesan, penting bagi perusahaan untuk memiliki cara yang efektif dalam mengukur dampak program pengembangan talenta.
Manajer memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan karier karyawan. Manajer yang ideal adalah mereka yang mendorong karyawan untuk mendapatkan skill, pengalaman, dan jaringan yang diperlukan untuk sukses. Namun, saat ini 47% karyawan Gen Z lebih memilih untuk meminta saran dari AI seperti ChatGPT ketimbang manajer mereka. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memberikan insentif kepada manajer untuk terlibat aktif dalam pengembangan karier tim mereka.
Motivasi utama bagi individu untuk mengembangkan skill adalah kemajuan menuju tujuan karier pribadi. Namun, kenyataannya 2 dari 3 pekerja mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaan mereka karena merasa tidak ada peluang pertumbuhan karier. Perusahaan perlu menciptakan budaya di mana pengembangan karier dipimpin oleh karyawan itu sendiri, dengan menyediakan alat dan sumber daya yang membantu mereka melacak serta mendukung kemajuan karier mereka.
Dengan pengalaman mengerjakan lebih dari 1000 multimedia learning, harapannya sedikit ilmu yang dibagikan Monkey Melody dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin mengenal lebih dalam tentang video learning baik untuk diterapkan di lingkungannya ataupun untuk memperoleh perspektif baru terhadap kompleksitas video learning.
Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.