Membuat Video Learning Lebih Mengena Lewat Gaya Bahasa yang Personal

Daftar Isi

    Prinsip Personalisasi

    Di dunia korporat yang serba cepat dan penuh tuntutan, efektivitas pembelajaran bukan lagi sekadar soal materi lengkap. Yang lebih penting justru bagaimana materi itu disampaikan agar mudah dicerna dan relevan bagi peserta ajar.

    Salah satu pendekatan yang terbukti ampuh untuk menjaga keterlibatan audiens adalah Personalization Principle, konsep yang dikenalkan oleh Richard E. Mayer, pakar dalam bidang multimedia learning. Prinsip ini menyatakan bahwa gaya penyampaian yang lebih personal, misalnya dengan menggunakan gaya percakapan, ternyata mampu meningkatkan pemahaman dan daya serap peserta.

    Gaya percakapan di sini kebalikan dari gaya bahasa yang formal dan kaku seperti buku teks. Kenapa ini penting? Karena secara alami, otak manusia lebih merespons komunikasi antarindividu. Pemilihan kata dan struktur yang lebih membumi diserta Nada bicara yang terasa seperti percakapan membuat penonton merasa “diajak ngobrol”, bukan “diceramahi”.

    Dari Naskah ke Kamera: Merancang Gaya Bahasa Sejak Awal

    Namun, perlu ditekankan bahwa gaya bahasa personal bukan berarti asal santai. Di Monkey Melody, kami memastikan gaya penyampaian yang digunakan oleh talent selalu disesuaikan dengan karakter audiens: apakah mereka karyawan baru? Profesional berpengalaman? Tim lapangan atau manajer senior?

    Semua ini kami rancang sejak tahap penyusunan naskah. Di sini, tim penulis kami akan memilih diksi, struktur kalimat, dan nada yang tepat agar pesan tetap profesional, namun tetap terasa hangat dan komunikatif.

    Misalnya, untuk pelatihan keselamatan kerja bagi staf lapangan, pendekatan yang digunakan akan berbeda dengan materi pengembangan kepemimpinan untuk tim manajerial. Sama-sama menggunakan gaya personal, tapi dengan penekanan dan pilihan bahasa yang relevan untuk konteksnya.

    Gaya bahasa yang terlalu santai justru bisa menurunkan kredibilitas isi materi kecuali dalam situasi di mana target audiens dan objektifnya memang sesuai. Maka, diperlukan pemahaman yang baik terhadap konteks pelatihan.

    Penerapan gaya bahasa yang personal ini tidak berhenti di naskah. Talent yang membawakan video juga dibimbing agar bisa menyampaikan materi dengan intonasi, ekspresi, dan bahasa tubuh yang mendukung kesan komunikatif. Bukan akting berlebihan, tapi cukup untuk membangun koneksi dengan penonton.

    Semua ini adalah bagian dari komitmen kami dalam merancang video learning yang bukan hanya informatif, tapi juga terasa relevan dan menyenangkan untuk disimak.

    Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

    Share:

    M. Rizky Fajar Ramadhan

    Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.