Menyeimbangkan Sosok Narasumber dengan Visual dalam Video Pembelajaran

Daftar Isi

    Image Principle

    Dalam produksi video pembelajaran, salah satu tantangan menarik yang sering kami temui adalah soal porsi: seberapa sering sebaiknya menampilkan sosok narasumber di layar? Dari pengalaman kami, kehadiran narasumber yang ahli dalam topik yang dibahas bisa memperkuat kredibilitas konten sehingga menimbulkan kepercayaan dan kedekatan kepada peserta ajar.

    Namun ternyata, dalam praktiknya, menampilkan wajah narasumber secara terus-menerus tidak selalu jadi pilihan paling efektif dalam mendukung proses belajar.

    Menurut Image Principle dari Richard E. Mayer, menampilkan wajah pembicara dalam video tidak otomatis meningkatkan pemahaman peserta. Bahkan, jika tidak relevan dengan isi yang disampaikan, kehadiran narasumber justru bisa jadi distraksi. Di sisi lain, visual yang tepat dan relevan bisa membantu memperkuat makna dan mempercepat pemahaman peserta ajar.

    Di sinilah pentingnya keseimbangan. Bukan soal “narsum harus sering tampil” atau sebaliknya “narsum cukup voice-over saja”, melainkan bagaimana kita menempatkan keduanya secara strategis dan kontekstual.

    Membagi Adegan Menjadi Dua Jenis

    Dalam proyek-proyek yang kami tangani di Monkey Melody, kami sering membagi storyboard video pembelajaran menjadi dua jenis adegan utama:

    1. Adegan Narasumber
    Digunakan untuk membangun koneksi emosional dengan penonton. Biasanya muncul di bagian awal saat perkenalan sub-topik, transisi antar segmen, atau ketika ada penekanan penting dari si ahli. Kehadiran narasumber bisa memberi rasa “percaya” dan kedekatan, apalagi jika topiknya cukup teknis.

    2. Adegan Visual Fullscreen
    Di sinilah kita bisa bermain dengan ilustrasi, motion graphic, hingga potongan video yang mendukung penjelasan. Adegan ini biasanya digunakan ketika penjelasan mulai masuk ke detail atau konsep yang kompleks. Visual yang ditampilkan harus sesuai dengan isi, tidak hanya sebagai pemanis.

    Dengan membagi jenis adegan seperti ini, tim produksi bisa lebih mudah menyusun alur video dan memastikan pesan yang disampaikan tetap fokus.

    Menyeimbangkan antara sosok narasumber dan visual bukan soal “siapa yang lebih penting”, tapi soal apa yang paling efektif untuk menyampaikan pesan. Narasumber dan visual bukan dua kutub yang bertentangan, tapi dua elemen yang bisa saling melengkapi.

    Di Monkey Melody, kami percaya bahwa pendekatan ini membuat video pembelajaran terasa lebih dinamis dan tidak membosankan, sekaligus menjaga agar esensi materi tetap tersampaikan secara maksimal.

    Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

    Share:

    M. Rizky Fajar Ramadhan

    Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.