Di Balik Produksi Video Pembelajaran yang Efektif: Menjaga Alur Syuting Tetap Mulus

Di Balik Produksi Video Pembelajaran yang Efektif: Menjaga Alur Syuting Tetap Mulus

Daftar Isi

    Pentingnya Alur Syuting

    Syuting yang molor, kru yang saling tunggu, atau talent yang kehilangan fokus karena terlalu banyak jeda. Hal-hal ini adalah masalah yang bisa terjadi selama proses produksi video termasuk video pembelajaran.

    Banyak tim produksi yang masih kerap menghadapi tantangan ini. Padahal, masalah seperti itu sering kali bukan karena kurangnya alat atau skill, tapi karena satu hal yang sangat mendasar. Alur syuting yang kurang rapi.

    Di era digital learning saat ini, video pembelajaran sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi pelatihan perusahaan. Tapi sering kali, perhatian hanya difokuskan pada kualitas visual atau isi materi. Jarang yang membicarakan bagaimana videonya diproduksi, dan bagaimana pentingnya menjaga alur syuting agar tetap mulus dan efisien.

    Alur syuting adalah sistem kerja yang disusun agar setiap anggota tim tahu apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, dan bagaimana urutannya. Ini berlaku mulai dari kru kamera yang mengatur komposisi, lighting yang menyesuaikan pencahayaan, hingga talent yang siap tampil natural di depan kamera.

    Tanpa alur ini, produksi bisa jadi kacau. Misalnya waktu bisa habis untuk mengatur ulang posisi tanpa arahan yang jelas, kru dan talent kelelahan, muncul banyak miskomunikasi, dan lain sebagainya.

    alur syuting yang baik bukan hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga menjaga semangat tim tetap stabil. Apalagi jika videonya dibuat untuk pembelajaran, di mana isi konten dan ritme penyampaian harus berjalan seimbang.

    Pentingnya Perencanaan dari Script ke Set

    Dalam proyek video learning, alur syuting tidak dimulai saat hari H. Namun justru harus dirancang jauh-jauh hari, sejak fase pra-produksi. Contohnya saat kami menggarap video pembelajaran teknis, kami mulai dari mengonversi bahan materi ajar ke storyboard, menentukan urutan pengambilan gambar berdasarkan lokasi dan jenis shot, hingga menetapkan kru dan perlengkapan yang dibutuhkan.

    Di Monkey Melody, kami menyadari bahwa sutradara bukan hanya sebatas memberi aba-aba mulai.
    Sutradara memastikan kru, talent, dan konten berjalan selaras. Sutradara juga yang membuat keputusan cepat ketika terjadi hambatan di lapangan. Misalnya, ketika lokasi ternyata terlalu bising atau ada perubahan mendadak dari klien, alur tetap bisa dijaga berkat arahan yang jelas dari sutradara.

    Dalam produksi yang melibatkan banyak footage, peran ini menjadi semakin krusial.

    Jangan salah, alur syuting tidak hanya berlaku untuk produksi berskala besar. Syuting podcast, video internal, atau konten microlearning berdurasi 2 menit pun tetap butuh alur yang baik sesuai kebutuhan.

    Di tengah tren digitalisasi dan GenAI, kemampuan membuat konten dengan alur yang rapi akan membedakan tim yang sekadar menghasilkan konten dan tim yang benar-benar mengomunikasikan pesan.

    Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

    Share:

    M. Rizky Fajar Ramadhan

    Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

    Generative AI Naik Daun, tapi Human Skill Tetap Esensial

    Generative AI Naik Daun, tapi Human Skill Tetap Esensial

    Daftar Isi

      Posisi Human Skill

      Di awal-awal maraknya ChatGPT dan Large Language Model lainnya, banyak perusahaan berlomba-lomba membicarakan tentang potensi AI untuk menggantikan berbagai pekerjaan. Lalu muncul pertanyaan terkait peran manusia di tengah perkembangan tekonologi ini.

      Saat ini, manusia tetap dibutuhkan, bukan untuk pekerjaan yang bisa diotomatisasi, melainkan untuk mengisi peran-peran yang membutuhkan kemampuan berpikir strategis, memecahkan masalah rumit, kepemimpinan, dan kemampuan lain yang masuk ke dalam kategori Human Skill. Human Skill kini bukan hanya pelengkap, tapi tulang punggung dari transformasi digital di perusahaan.

      Dalam laporan L&D Investment Survey 2023 oleh Coursera, human skill menempati urutan prioritas nomor 2 setelah business skill. Bahkan, laporan 2025 Global Learning & Skills Trends dari Udemy menegaskan bahwa ketika Generative AI (GenAI) mengambil alih tugas-tugas rutin dan kuantitatif, manusia dibebaskan untuk fokus pada hal-hal yang lebih strategis dan berdampak besar.

      Inilah mengapa kemampuan seperti analytical thinking, creative thinking, resilience, dan emotional intelligence justru menjadi semakin krusial. Dunia kerja pasca-GenAI bukan dunia yang sepenuhnya otomatis, melainkan kolaboratif, antara mesin dan manusia.

      3 Human Skill Esensial

      Lalu, apa saja human skill yang perlu dimiliki dan dikembangkan di era ini? Berikut tiga contoh skill inti yang sebaiknya menjadi prioritas dalam program pelatihan perusahaan.

      1. Berpikir Kritis

      Berpikir kritis membantu karyawan memilah informasi, menilai risiko, dan mengambil keputusan yang rasional. Ini sangat penting dalam konteks kerja modern di mana informasi datang begitu cepat, tidak selalu lengkap, dan sering kali penuh bias.

      1. Adaptabilitas

      Teknologi berubah. Pasar berubah. Bahkan, struktur organisasi pun bisa berubah dalam waktu singkat. Di tengah ketidakpastian ini, keterampilan untuk beradaptasi menjadi nilai penting dalam setiap lini bisnis. Adaptabilitas bukan hanya soal survive dari perubahan, tapi bagaimana kita tetap produktif, belajar hal baru, dan menjaga motivasi ketika situasi tidak sesuai rencana.

      1. Emotional Intelligence

      Emotional intelligence bukan hanya tentang empati, melainkan soal kemampuan mengenali emosi diri sendiri, memahami orang lain, dan membangun hubungan kerja yang sehat. Dalam konteks tim yang lintas generasi dan lintas budaya, EQ menjadi jembatan komunikasi dan kolaborasi yang efektif.

      Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

      Share:

      M. Rizky Fajar Ramadhan

      Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

      Mendaur Ulang Rekaman Mengajar untuk Berbagai Kebutuhan Digital

      Mendaur Ulang Rekaman Mengajar untuk Berbagai Kebutuhan Digital

      Daftar Isi

        Rekaman Mengajar Belum Sepenuhnya Dimanfaatkan Kembali

        Kini banyak perusahaan sudah terbiasa dengan sistem pelatihan / pembelajaran online. Namun, kebiasaan merekam dan memanfaatkan kembali rekaman tersebut sebagai bahan ajar masih belum sepenuhnya dijadikan praktik standar. Menurut laporan Kaltura tahun 2022–2023, hanya 35% perusahaan yang secara aktif mendaur ulang rekaman sesi pelatihan / pembelajaran mereka menjadi materi baru.

        95% organisasi yang mendaur ulang video menyatakan bahwa masa guna konten tersebut bisa bertahan hingga 6 bulan, bahkan ada yang sampai lebih dari setahun. Artinya, satu kali rekaman bisa digunakan berkali-kali sehingga menjadi lebih efisien ketimbang harus selalu mengulang sesi dari nol.

        Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mungkin belum memanfaatkan rekaman video. Misalnya, mungkin belum tahu harus mulai dari mana karena tidak memiliki wawasan yang cukup terkait multimedia. Kalaupun didelegasikan ke tim lain, bisa jadi belum ada tim kreatif yang bisa mengolah rekaman yang ada.

        3 Pemanfaatan Rekaman Mengajar Menjadi Konten Digital Lain

        1. Disulap Menjadi Konten Media Sosial
          Ambil satu topik dari sesi mengajar, lalu coba cari momen-momen yang dirasa esensial atau menarik. Kemudian coba potong dan gabungkan sehingga menjadi video pendek berdurasi maksimal 1 menit. Kalau memungkinkan, sedikit editing dan tambahan motion graphic bisa membuat videonya menjadi lebih menarik. Video pendek ini bisa di-upload untuk Instagram, LinkedIn, atau TikTok perusahaan.
        2. Digunakan sebagai Recap di Sesi Berikutnya
          Apabila pelatihannya terdiri dari banyak sesi, bagian rekaman sebelumnya bisa digunakan sebagai video pengantar sebelum topik baru dimulai. Ini membantu peserta ajar tetap terhubung dan mengingat konteks pembahasan.
        3. Dikonversi Menjadi Video Learning Modular
          Mirip dengan konten media sosial, pilihlah bagian-bagian penting dari rekaman, edit, lalu susun ulang menjadi video learning berdurasi singkat. Berbeda dengan konten media sosial, durasinya bisa dibuat lebih panjang selama potongan-potongannya relevan dan koheren. Hasil akhirnya bisa dimasukkan ke dalam LMS perusahaan sebagai bagian dari pelatihan asynchronous.

        Tentu tidak semua rekaman bisa langsung dipakai ulang. Kuncinya ada pada proses kurasi dan penyuntingan yang cermat. Tidak sedikit rekaman yang secara teknis masih kurang layak, baik dari segi kualitas suara maupun gambar. Misalnya, jika audio terdengar terlalu banyak noise atau visualnya buram, maka diperlukan perbaikan teknis sebelum layak digunakan sebagai bahan ajar.

        Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

        Share:

        M. Rizky Fajar Ramadhan

        Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

        Posisi Generative AI dalam Bidang Pemasaran

        Posisi Generative AI dalam Bidang Pemasaran

        Daftar Isi

          Banyak Perusahaan Telah Mengintegrasikan Generative AI

          Sejak kehadiran ChatGPT dan platform Generative AI lainnya, Generative AI berubah dari sekadar tren menjadi alat yang benar-benar mendukung proses kerja. Dalam waktu singkat, kita sudah melihat transformasi luar biasa. Dari yang awalnya hanya sebatas menghasilkan teks, kini Generative AI mampu menghasilkan gambar dan video berkualitas tinggi serta membantu merancang berbagai hal termasuk strategi konten.

          Menurut hasil survei oleh Kaltura, 52% profesional marketing dari 500 responden sudah mengintegrasikan AI dalam workflow mereka. Sementara 36% lainnya sedang dalam tahap eksperimen. Artinya, hampir 90% tim pemasaran sudah bersentuhan dengan AI.

          Menariknya, data dari World Economic Forum menyebutkan bahwa pekerjaan di bidang media dan pemasaran termasuk dalam kategori dengan potensi tinggi untuk tergantikan oleh AI. Lebih tepatnya di posisi ketiga setelah Artificial Intelligence and Big Data dan Reading, Writing, and Mathematics.

          Beberapa contoh penerapan Generative AI misalnya penyusunan copywriting yang terstruktur dengan tone sesuai citra brand, Meriset keyword SEO dengan cepat, Menganalisis sentimen audiens di media sosial, dan lainnya.

          Ancaman atau Kesempatan?

          Para tim profesional di bidang L&D atau HARI memiliki peran strategis untuk menjembatani gap ini. Beberapa langkah yang bisa mulai dilakukan di antaranya adalah dengan melakukan audit keterampilan saat ini di divisi marketing. Ini penting untuk mengidentifikasi karyawan yang masih kekurangan literasi AI.

          Meski Generative AI terasa ajaib, penggunaannya tetap butuh strategi. Deloitte mencatat bahwa banyak organisasi kesulitan men-scale nilai awal dari penggunaan AI karena kendala utama, yaitu kurangnya keterampilan dari para penggunanya.

          Begitu sudah berhasil dideteksi, saatnya menyediakan fasilitasi pelatihan berbasis praktik. Misalnya, sesi live prompt crafting, studi kasus penggunaan GenAI untuk konten kampanye, atau simulasi marketing automation.

          Tentunya diperlukan budaya eksplorasi, bukan kompetisi. Alih-alih merasa tersaingi oleh AI, tim bisa melihat AI sebagai mitra kerja yang bisa mempercepat berbagai proses sehingga kinerja perusahaan meningkat.

          Tim marketing bisa sangat terbantu dengan GenAI dalam hal pembuatan konten, riset audiens, hingga analisis data. Tapi kalau tidak tahu bagaimana cara menyusun dan meng-input prompt yang optimal ke dalam AI, hasilnya bisa kurang memuaskan dan justru tidak optimal. Mirip seperti bekerja dengan vendor baru, kita perlu memahami gaya komunikasi dan prosesnya supaya lebih akurat dan efektif.

          Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

          Share:

          M. Rizky Fajar Ramadhan

          Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

          Menjaga Materi dan Visual Video Pembelajaran Animasi Tetap Koheren tapi Keren

          Menjaga Materi dan Visual Video Pembelajaran Animasi Tetap Koheren tapi Keren

          Daftar Isi

            Pentingnya mengikuti Coherence Principle dalam multimedia pembelajaran

            Pernah tidak menonton video pembelajaran yang visualnya sangat menarik dengan grafis dan animasi yang dinamis, tapi setelah ditonton sampai habis, poin-poin utamanya justru tidak ingat?

            Bisa jadi, video pembelajaran seperti itu hanya memprioritaskan estetika tanpa memadukannya dengan konteks pembelajaran. Hasilnya, pesan-pesan utamanya jadi tenggelam.

            Dalam dunia digital learning yang makin kompetitif, estetika memang penting, tapi jangan sampai mengorbankan koherensi. Apalagi di ranah korporat, di mana training bukan sekadar hiburan, tapi harus memberikan dampak nyata terhadap performa karyawan.

            Menurut Richard E. Mayer, tokoh penting di bidang multimedia learning, ada prinsip yang disebut Coherence Principle. Prinsip ini menekankan bahwa pembelajaran akan lebih efektif kalau semua elemen visual, teks, dan suara dalam video itu nyambung alias saling melengkapi untuk mendukung materi yang disampaikan.

            Artinya, pembawaan voice over atau narasumber, grafis, teks, dan animasi bukan sebatas pemanis. Semua elemen harus dipilih dan dirancang sedemikian rupa melalui berbagai pertimbangan untuk mendukung proses belajar. Terlalu banyak hiasan atau informasi yang tidak relevan justru bisa mengalihkan perhatian peserta dari inti materi.

            Peran storyboarding dalam menyeimbangkan kedua elemen tersebut

            Di Monkey Melody, kami percaya bahwa keren dan koheren bukan dua hal yang bertolak belakang. Justru, keduanya bisa berjalan bersama asal dirancang sejak awal.

            Salah satu kunci utamanya ada di tahap storyboarding. Sebelum animasi mulai digarap, tim kami mengonversi bahan materi menjadi naskah. Lalu naskah tersebut dikonversi menjadi storyboard visual.

            Storyboard sendiri adalah rangkaian gambar atau sketsa yang berfungsi untuk menggambarkan alur visual dan narasi video yang dijadikan sebagai panduan untuk desainer dan animator. Elemen-elemennya mencakup urutan adegan, peletakan aset visual, pemilihan atau sketsa aset visual, arahan animasi, dan sejenisnya.

            Dalam fase ini, tim kami membedah konten dan melakukan riset secukupnya supaya setiap aset visual mengandung konteks yang sesuai dengan yang disampaikan.

            Tim storyboarder kami juga menentukan layout serta timing kemunculan dan pergerakan setiap elemen visual agar selaras dengan narasi yang disampaikan. Elemen-elemen ini nantinya akan menghasilkan animasi yang menarik dan akurat secara konten.

            Di tahap pasca produksi, desainer dan animator pun memiliki panduan untuk mengonversi storyboard tersebut menjadi hasil visual yang menarik namun relevan dan mudah dicerna oleh peserta ajar.

            Kami juga rutin berdiskusi dengan Subject Matter Expert (SME) bila diperlukan untuk memastikan bahwa visual yang kami buat tidak hanya estetik, tapi juga akurat secara teknis dan pedagogis.

            Tentunya peserta pelatihan punya waktu dan perhatian yang terbatas. Kita semua ingin video pembelajaran yang menarik, tapi yang lebih penting: video tersebut harus berdampak. Koherensi bukan berarti membosankan. Dan estetika bukan berarti hanya fokus pada visual Keduanya bisa berpadu untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan.

            Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

            Share:

            M. Rizky Fajar Ramadhan

            Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

            3 Tips Mengonversi Materi Ajar Menjadi Aset Visual

            3 Tips Mengonversi Materi Ajar Menjadi Aset Visual

            Daftar Isi

              Grafis dan Animasi Membutuhkan Perencanaan yang Baik

              Dalam produksi video pembelajaran, pembuatan grafis dan animasi yang relevan dengan materi ajar tentunya sangat penting. Untuk menjaga akurasi, perlu ada tim yang memiliki tingkat komprehensi yang baik dan mampu mengolah materi menjadi script dan perencanaan visual yang sesuai.

              Di Monkey Melody, tim storyboarder kami bertugas untuk mengonversi naskah menjadi storyboard yang siap digunakan oleh tim pasca-produksi alias desainer grafis dan animator. Tidak hanya sekadar menggambar, para storyboarder harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi yang disampaikan.

              Terutama untuk materi yang bersifat teknis atau kompleks, pemahaman ini menjadi krusial. Storyboard yang dibuat tanpa analisis yang mendalam terhadap naskah berisiko menampilkan visual yang kurang akurat, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebingungan di antara peserta ajar.

              Tim storyboarder kami juga secara spesifik menentukan layout serta timing kemunculan dan pergerakan setiap elemen visual agar selaras dengan narasi yang disampaikan. Elemen-elemen ini nantinya akan menghasilkan animasi yang menarik dan akurat secara konten.

              3 Tips Mengonversi Materi Ajar Menjadi Aset Visual

              1. Parafrasekan Penjelasan Panjang

              Materi ajar sering kali dipenuhi kalimat panjang karena biasanya memang berfungsi sebagai bahan bacaan. Namun, ketika diolah untuk video, langsung menyalin teks ke dalam video bisa membuat peserta ajar kewalahan. Ini berkaitan dengan Redundancy Principle dari Richard E. Mayer, bahwa informasi berlebihan dalam satu waktu bisa mengganggu proses belajar.

              Solusinya? Parafrase. Alih-alih menampilkan teks aslinya, coba ubah menjadi versi yang lebih ringkas tapi tetap pertahankan inti pesannya. Gunakan bahasa yang lugas dan sesuai dengan konteks peseerta ajar. Coba bayangkan kita sedang menjelaskan sesuatu kepada teman secara langsung. Biasanya tidak akan seformal penjelasan dalam buku teks, bukan?

               

              1. Visualisasikan Tahap atau Fase

              Materi ajar korporat sering kali membahas prosedur, alur kerja, atau tahapan-tahapan tertentu. Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan mengonversi teks menjadi bentuk visual sequence.

              Visual-visual yang menggambarkan tahap atau fase akan membantu peserta ajar memahami alur dengan lebih cepat, tanpa perlu membaca paragraf panjang. Tentunya, tim kreatif seperti tim storyboarder perlu benar-benar memahami kontennya supaya visualnya tidak membuat peserta ajar bingung karena tidak akurat.

               

              1. Visualisasikan Penggalan Kalimat

              Pernah membaca paragraf materi yang teknis dan ‘berat’? Ketika kita menghadapi paragraf seperti ini, sebaiknya kita pecah dulu menjadi beberapa bagian.

              Identifikasi ide-ide kunci dalam paragraf tersebut, lalu ubah menjadi penggalan-penggalan kecil yang bisa divisualisasikan secara terpisah. Setiap penggalan bisa disajikan menjadi beberapa aset visual yang menggambarkan penjelasan tertentu, tergantung konteksnya. Hal ini penting supaya peserta ajar dapat menangkap informasi secara bertahap dan tetap engaged.

              Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

              Share:

              M. Rizky Fajar Ramadhan

              Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

              lebih baik menampilkan sosok narasumber atau cukup dengan voice over?

              lebih Baik Menampilkan Sosok Narasumber atau Cukup dengan Voice Over?

              Daftar Isi

                Perbedaan Singkat Menggunakan Sosok Narasumber dan Voice Over

                Di era digital learning seperti sekarang, kita dimanjakan dengan berbagai bentuk penyajian materi pembelajaran sepertinya misalnya, video interaktif dan video animasi. Sering kali, video pembelajaran yang biasa kita temui di antara menampilkan sosok narasumber di layar atau hanya menggunakan voice over. Manakah yang lebih efektif?

                Menurut Richard E. Mayer, menampilkan sosok manusia dalam video pembelajaran bisa meningkatkan engagement dan pemrosesan kognitif. Hal ini berkaitan dengan Embodiment Principle yang merupakan ekspansi dari Personalization Principle. Embodiment Principle sendiri menyatakan bahwa kehadiran sosok atau karakter bisa membuat proses pembelajaran lebih efektif.

                Namun, Mayer juga merumuskan Voice Principle yang menyatakan bahwa narasi dengan suara manusia asli (bukan suara robotik atau teks berjalan) lebih efektif dalam membantu pemahaman. Suara manusia yang dibawakan secara natural dapat memandu peserta ajar dengan nyaman, bahkan jika tidak ada wajah yang muncul di layar.

                Artinya, selama voice over dibawakan dengan hangat, jelas, dan natural, tanpa terdengar seperti membaca naskah berita, materi masih bisa disampaikan dengan sangat baik.

                Sebaiknya pilih yang mana?

                Biasanya untuk materi yang kompleks dan bersifat teknis, kehadiran seorang ahli yang kredibel di bidangnya bisa membangun koneksi personal yang kuat dengan audiens dan meningkatkan kepercayaan audiens terhadap akurasi materi.

                Namun kenyataannya, ada berbagai tantangan yang tidak memungkinkan adanya narasumber. Misalnya, Keterbatasan waktu dan biaya produksi, Konsep visual tertentu yang lebih cocok tanpa kehadiran narasumber, narasumber kurang pandai berbicara di depan kamera, dan sebagainya.

                Voice over menjadi alternatif yang baik karena cenderung lebih fleksibel. Misalnya, karena cukup menggunakan suara, selama tersedia mikrofon dan ruangan yang efektif, kita tidak perlu menyiapkan perlengkapan lain dan dari segi waktu pun bisa disesuaikan.

                Dalam memilih dua format ini, kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek produksi dan berfokus pada objektif yang ingin dicapai. Apabila ada berbagai keterbatasan, voice over mungkin bisa menjadi opsi yang baik. Tentunya, kita juga perlu melihat apakah target audiens kita menikmati voice over ataukah justru lebih nyaman melihat sosok ahli secara langsung.

                Apapun format yang dipilih, pada akhirnya yang perlu diprioritaskan adalah kualitas penyampaian. Baik melalui wajah seorang narasumber yang bersahabat, maupun melalui suara yang ramah dan artikulatif, yang terpenting adalah membuat pengalaman belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta mencapai objektif yang telah disusun.

                Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

                Share:

                M. Rizky Fajar Ramadhan

                Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

                Apa Itu Offline & Online Editing?

                Apa Itu Offline & Online Editing?

                Daftar Isi

                  Offline Editing

                  Setelah semua proses syuting selesai, Kita lanjut ke fase pasca produksi, fase yang sering kali dikenal banyak orang sebagian bagian editing. Padahal “editing” itu terdiri dari berbagai proses, loh. Di fase inilah dilakukan pemilihan footage alias potongan rekaman, penerapan animasi, penyesuaian audio, dan sebagainya. Nah, dalam dunia pasca produksi atau post production, ada dua istilah penting yang perlu kita kenal: offline editing dan online editing.

                  Offline editing bisa dibilang sebagai tahap “merangkai cerita.” Di sini, editor bekerja menggunakan salinan footage berkualitas rendah (biasa disebut proxy footage) untuk mempercepat proses kerja. Mengapa tidak langsung menggunakan footage aslinya? Karena file asli dari kamera biasanya berukuran sangat besar. Kalau dipaksakan, prosesnya justru menjadi lambat dan tidak efektif.

                  Jadi, pada tahap ini, editor akan memilih dan menyusun adegan sesuai storyboard atau naskah, memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan, dan menyusun alur cerita agar mengalir dengan baik.

                  Offline editing bisa dibilang sebagai fase “draft kasar” dari video. Di sinilah keputusan kreatif besar banyak terjadi, seperti memilih mana adegan yang paling berdampak, bagaimana ritme narasi dibangun, atau kapan transisi yang pas digunakan.

                  Online Editing

                  Setelah offline edit-nya oke dan disetujui oleh tim kreatif atau klien, kita naik kelas ke fase online editing. Inilah saatnya footage asli digunakan kembali, tapi kali ini dengan sentuhan akhir. Setelah tahap ini dikerjakan, video pun naik kelas dari draft kasar menjadi hasil akhir yang siap ditonton audiens. Beberapa hal yang dilakukan di tahap online editing antara lain:

                  – Color grading: mengatur tone warna agar tampilan lebih konsisten dan sinematik.

                  – Graphics & animation: memasukkan elemen seperti logo, animasi judul, atau motion graphic.

                  – Visual effect (VFX): jika ada efek khusus yang dibutuhkan, seperti transisi kompleks atau penghilangan objek.

                  – Audio finishing: termasuk sinkronisasi suara, sound effect tambahan, hingga mixing akhir.

                  Baik offline maupun online editing, keduanya adalah bagian penting dari proses bercerita lewat video. Layaknya membangun rumah, offline editing adalah menyusun kerangka dan struktur, sementara online editing adalah proses finishing, memberi warna, pencahayaan, dan sentuhan estetika agar tampil menawan.

                  Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

                  Share:

                  M. Rizky Fajar Ramadhan

                  Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

                  Generative AI dalam Dunia Kerja: Dari Sekadar Tren ke Realitas Harian

                  Generative AI dalam Dunia Kerja: Dari Sekadar Tren ke Realitas Harian

                  Daftar Isi

                    Perkembangan Generative AI

                    Jika tahun 2022 adalah masa perkenalan AI dan 2023 menjadi titik lonjakan besar masuknya AI ke tempat kerja, maka 2024 adalah momen ketika Generative AI (GenAI) mulai benar-benar terintegrasi dalam operasional sehari-hari di berbagai area.

                    Menurut laporan McKinsey yang dirilis pada Mei tahun ini, jumlah organisasi yang menggunakan AI secara rutin telah meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 10 bulan terakhir. Ini menandakan bahwa GenAI sudah bukan lagi sebatas fenomena baru.

                    Large Language Models (LLMs), otak di balik GenAI, telah berkembang pesat dari yang sebelumnya hanya terbatas pada input dan output teks. Kini, LLM bisa memahami konteks yang kompleks, menghasilkan visual, video, bahkan audio, serta memproses input dalam jumlah besar.

                    Mempersiapkan SDM untuk Mengintegrasikan Generative AI

                    Meskipun adopsi GenAI makin luas, tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini bukan soal teknologinya, melainkan bagaimana menyiapkan manusianya. Deloitte, dalam State of Generative AI in the Enterprise Quarter three report, mencatat bahwa banyak organisasi mulai merasakan manfaat awal dari GenAI, tapi masih kesulitan untuk scale up karena belum semua karyawan memiliki keterampilan yang dibutuhkan.

                    Menurut riset dari ManpowerGroup, dalam Q1 2024 ManpowerGroup Employment Outlook Survei, tantangan terbesar bagi pekerjaan yang melibatkan AI adalah pelatihan. Lebih tepatnya bagaimana melatih karyawan agar bisa mengintegrasikan AI dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

                    Untuk memetik manfaat maksimal dari GenAI, organisasi membutuhkan strategi menyeluruh. Artinya, semua fungsi kerja, baik tim keuangan, pemasaran, maupun operasional, perlu dibekali pemahaman dan keterampilan dasar tentang GenAI.

                    Udemy Business, misalnya, telah menyusun beberapa learning path praktis untuk mendukung kesiapan talenta di perusahaan dalam menghadapi transformasi ini. Empat program yang relevan dan bisa menjadi langkah awal pembekalan adalah:

                      1. Introduction to GenAI for All Employees – Mengenal dasar-dasar GenAI dan manfaatnya di berbagai konteks pekerjaan.
                      2. Next-Level GenAI Tech for All Employees – Memahami fitur lanjutan seperti prompt engineering dan penggunaan alat bantu berbasis AI.
                      3. GenAI Skills to Drive Productivity – Fokus pada peningkatan efisiensi dan produktivitas melalui automasi dan analisis data berbasis AI.
                      4. GenAI Skills for Leaders – Untuk pemimpin tim dan manajer yang perlu memahami bagaimana mengelola tim dan proses kerja dalam era AI.

                    Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

                    Share:

                    M. Rizky Fajar Ramadhan

                    Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.

                    3 Tantangan yang Dapat Muncul Selama Syuting Video Pembelajaran

                    3 Tantangan yang Dapat Muncul Selama Syuting Video Pembelajaran

                    Daftar Isi

                      Peran Syuting dalam Video Pembelajaran

                      Dalam penyusunan video pembelajaran, ada beberapa fase yang perlu dilalui sebelum hasil akhirnya bisa didistribusikan. Salah satu proses krusial dalam produksi adalah syuting. Syuting adalah proses pengambilan gambar atau rekaman visual dan audio. Dalam konteks video pembelajaran, syuting bisa berupa pengambilan adegan sisipan sebagai visualisasi atau pengambilan penyampaian narasumber. Dalam konteks ini, kita berfokus pada pengambilan penyampaian narasumber.

                      Kelancaran proses syuting berdampak langsung pada kualitas hasil akhir. Jika alurnya tertata dengan baik, kru syuting bisa bekerja secara efektif tanpa ada kebingungan dan ada energi yang terbuang percuma. Talent pun dapat membawakan materi secara natural karena prosesnya berjalan tanpa banyak jeda.

                      Namun, meskipun segala hal sudah dirancang dan dijadwalkan dengan baik, selalu ada potensi tantangan yang muncul di hari-H. Beberapa dari tantangan ini bersifat teknis, sementara yang lain melibatkan manusia dan komunikasi.

                      Berikut adalah tiga tantangan yang cukup umum terjadi selama proses syuting bersama narasumber, lengkap dengan langkah antisipatif yang bisa dilakukan.

                      3 Tantangan Selama Syuting bersama Narasumber

                      1. Masalah Perlengkapan Teknis

                      Perlengkapan syuting adalah tulang punggung produksi. Dari pengalaman Monkey Melody, masalah teknis kadang bisa terjadi secara tidak terduga. Kami pernah mengalami situasi di mana ada lampu yang tidak berfungsi dengan baik, atau mikrofon wireless menghasilkan noise yang tidak terdeteksi saat pengecekan awal.

                      Masalah seperti ini bisa menghambat jalannya produksi dan memakan waktu cukup banyak. Untuk itu, penting bagi tim produksi untuk menyediakan waktu khusus untuk technical check sebelum syuting dimulai dan bila memungkinkan menyiapkan perlengkapan cadangan.

                      Langkah-langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko gangguan dan membantu menjaga alur syuting tetap lancar.

                       

                      1. Talent Membutuhkan Penyesuaian

                      Dalam banyak proyek video pembelajaran korporat, talent yang digunakan adalah Subject Matter Expert (SME) atau narasumber internal perusahaan. Meskipun ahli di bidangnya, tidak semua SME terbiasa berbicara di depan kamera. Beberapa merasa canggung, grogi, atau butuh waktu lebih lama untuk menyampaikan kalimat sesuai naskah.

                      Pengalaman kami menunjukkan bahwa pendekatan yang manusiawi dan suportif sangat membantu. Hal-hal yang bisa diterapkan misalnya dengan mengadakan sesi briefing sebelum hari syuting. Jika memungkinkan, berikan SME kesempatan untuk latihan mandiri menggunakan kamera yang ada agar terbiasa melihat dan mendengar dirinya sendiri.

                       

                      1. Perubahan Naskah di Lokasi

                      Meskipun naskah sudah disetujui dan dikunci sebelumnya, perubahan kadang tidak bisa dihindari. Bisa jadi karena konteks berubah, ada terminologi yang perlu disesuaikan, atau klien melihat ada bagian yang lebih baik diubah saat syuting berlangsung.

                      Untuk menghadapi hal ini, penting untuk menerapkan fase review naskah yang ketat sebelum syuting, termasuk validasi oleh pihak konten dan komunikasi. Selain itu, perlu ada alur komunikasi yang jelas antara klien, sutradara, dan tim produksi. Namun, ketika perubahan terjadi di lokasi, sutradara perlu bisa mengambil keputusan cepat dan tepat.

                      Kunci dari tantangan ini ada pada kelincahan berpikir dan kualitas komunikasi di antara semua pihak yang terlibat.

                      Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.

                      Share:

                      M. Rizky Fajar Ramadhan

                      Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.