Pentingnya Meringankan Beban Otak Melalui Pemecahan Video dan Penyajian Porsi Informasi yang Seimbang
Daftar Isi
Segmenting Principle: Belajar Lebih Baik, Sedikit Demi Sedikit
Pernah menonton video-video di dalam course LinkedIn Learning? Durasinya biasanya pendek-pendek, loh. Mereka biasanya memecah satu topik utama menjadi beberapa video pendek. Masing-masing berdurasi hanya beberapa menit, tapi terasa padat dan mudah diikuti.
Menariknya, strategi ini sejalan dengan dua prinsip penting dari Richard E. Mayer dalam Cognitive Theory of Multimedia Learning, yaitu Segmenting Principle dan Redundancy Principle.
Segmenting Principle menekankan bahwa orang akan belajar lebih efektif jika materi disajikan dalam potongan-potongan kecil (segmen), bukan dalam satu tayangan panjang yang terus mengalir. Ketika video pembelajaran terlalu padat, otak kita bisa kelebihan muatan dalam memproses informasi. Akibatnya, pemahaman justru berkurang. Dengan membagi materi ke dalam beberapa segmen pendek, peserta dapat fokus mempelajari satu konsep dalam satu waktu, memprosesnya, lalu baru melanjutkan ke bagian berikutnya.
Bagi tim pembelajaran di perusahaan, prinsip ini penting untuk diingat saat mendesain modul video learning. Materi yang kompleks, seperti penjelasan proses kerja atau prosedur teknis, sebaiknya dipecah menjadi beberapa bagian yang bisa ditonton secara bertahap.
Di Monkey Melody, kami menerapkan Prinsip Segmentasi dengan membagi materi kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih singkat dan fokus, sehingga peserta ajar bisa memahami informasi secara bertahap. Dalam tahap awal, setelah mempelajari materi secara menyeluruh, kami mengolah naskah dan menerapkan prinsip tersebut.

Redundancy Principle: Jangan Penuhi Layar dengan Terlalu Banyak Elemen Visual
Selain membagi video, LinkedIn Learning juga menghindari tampilan yang penuh teks. Sebagian besar penjelasan disampaikan oleh pengajar secara lisan, sementara visual hanya mendukung. Hal ini sesuai dengan Redundancy Principle, yang menyatakan bahwa menampilkan grafik, narasi, dan teks panjang secara bersamaan justru bisa mengganggu proses belajar.
Ketika mata harus membaca teks dan sekaligus memproses animasi atau gambar, saluran visual kita menjadi terlalu sibuk. Akibatnya, fokus beralih dari memahami isi ke sekadar mengejar informasi di layar.
Mengapa begitu? Karena otak manusia memiliki dua jalur pemrosesan utama, yaitu jalur visual, yang memproses gambar, teks, dan gerakan, serta jalur auditori, yang memproses suara atau narasi. Ketika animasi dan teks panjang muncul bersamaan, keduanya masuk melalui jalur visual. Akibatnya, terjadi visual overload, saluran penglihatan kita terlalu sibuk menangani dua hal sekaligus. Otak akhirnya lebih banyak menghabiskan energi untuk menavigasi tampilan ketimbang memahami isinya.
Sebaliknya, jika kita hanya menampilkan grafik dan narasi suara, maka kerja otak menjadi lebih seimbang. Visual berfokus pada gambar dan animasi, sementara narasi masuk lewat jalur auditori. Kombinasi ini memudahkan peserta untuk menghubungkan kata dengan gambar.

Pada akhirnya, Segmenting Principle dan Redundancy Principle sama-sama menyoroti pentingnya memahami cara kerja otak manusia dalam memproses informasi. Dalam konteks pelatihan di perusahaan, kedua prinsip ini membantu tim L&D merancang video pembelajaran yang efektif dalam membantu karyawan memahami materi.
Dengan membagi konten ke dalam segmen-segmen kecil dan menampilkan informasi dalam porsi yang seimbang antara audio dan visual, pembelajaran menjadi lebih fokus, tidak membebani, dan lebih mudah diingat. Prinsip-prinsip ini bisa membantu dalam membuat video pembelajaran yang efektif.
Setelah mengerjakan lebih dari 1000 multimedia pembelajaran, Monkey Melody memahami bahwa setiap perusahaan memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, kami menawarkan pendekatan yang disesuaikan untuk memastikan bahwa setiap video yang kami buat dapat mencapai tujuan pelatihan yang diinginkan. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan pendekatan kreatif, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan pelatihan di masa depan.
Share:
M. Rizky Fajar Ramadhan
Di Monkey Melody, Fajar memastikan proses pembuatan multimedia learning berjalan dengan lancar dari pra-produksi hingga pasca produksi. Selain kadang terlibat langsung dalam pembuatan script dan storyboard, Fajar juga membantu menyusun konten-konten media sosial Monkey Melody.














